Pages

Sabtu, 06 November 2010

Vocaloid fanfiction 5

Moshi-moshi minna-san *melambai-lambai ala miss universe
Wah aku lagi hobby bikin fic tentu saja gara-gara kalian, thanks komen-komennya ya….*membungkuk 2010 kali
Hari ini nggak pake acara wayangan malam minggu, ini siang hari aku lagi stess jadi aku menghiibur diri sekalian menghibur kalian X3
Kali ini nggak bakal cerewet-cerewet pembukaannya because author is very lazy today ^^
Selamat membaca~

Summary             : ah malas ngetiknya =.=  *plak!
Disclaimer           : ah malas carinya *males mode on
Genre                   : Romance, school life,
Warning               : POV,typo, anehisme, alayisme, ngawurisme, khayalisme, *ada yang mau request kata ber-isme author lagi males nih.

Twins in Love
By. Wuland Tsuki Dorii
Chapter 5. spirit and envy

Hari yang sangat melelahkan bagi siswa VS (Vocaloid School) setelah seharian menuntut ilmu dan melakukan aktivitas mengasah ketrampilan bernyanyi. Malam ini pukul 7, semua murid-murid VS berkumpul disebuah ruang besar nan luas. Kursi-kursi tersusun rapi melingkar di meja-meja dalam ruang tersebut. Lilin-lilin menyala redup mengiasi meja kayu. Lampu Kristal besar dan berkilau mempercantik atap ruangan itu. Lukisan-lukisan tokoh-tokoh seni terpajang rapi didinding dengan bingkai kayu ukir yang unik.
Beberapa orang berpakaian rapi dengan tuxedo dan pakaian maid ala pelayan restaurant barat mulai sibuk membawa beberapa makanan ke meja-meja diruang tersebut. Murid-murid  VS mulai memenuhi seluruh ruangan tersebut. Sebentar lagi acara makan malam akan dimulai. Vocal Dinner adalah kegiatan rutin bagi seluruh warga VS. Biarpun acara ini tidak wajib diikut setiap murid di sekolah, namun banyak murid yang hadir malam ini.
“Wah malam ini penuh sekali,”keluh seorang gadis berambut hijau pendek. “Ah,Rin kemana sih padahal acara kan sebentar lagi dimulai,”keluhnya sambil menengok kekanan dan kekiri. Kemudian ia terhenti disebuah meja disana Nampak  sesosok orang aneh berambut ungu panjang sedang berperilaku konyol didepan seorang gadis cantik berambut merah muda.
“Sensei bersama Luka-senpai? Ckck pasti Luka-senpai sangat risih dengan Kamui-sensei,” kata Gumi gadis berambut konyol ini yang sedang duduk disebuah meja sendirian.
Sementara itu, dilorong yang memisahkan jarak yang jauh antara asrama putra dan putri tampak sesorang sedang berlari-lari dengan  kaki mungilnya dan ramput pirangnya yang dihiasi sebuah pita putih. Ia berlari-lari menuju asrama yang tidak boleh didatangi bagi seorang murid perempuan. Ia terhenti gedung tinggi yang dipenuhi banyak jendela.
“Akhirnya,”kata gadis itu sambil melebarkan senyuman dibibirnya. “Yosh!sudah sampai! Kira-kira disebelah sini kamarnya. Kau memang hebat Rin.”kata Rin pada dirinya sendiri sambil berkecak punggang. Dilihatnya keadaan sekeliling memastikan tak ada orang yang datang. Ditundukannya kepala Rin kearah kakinya yang sekarang sedang berdiri diatas tanah berkerikil. Diambilnya beberapa buah kerikil dan mulai dilemparkan kearah sebuah jendela.

TUK!
Kerikil dengan mulus mendarat di kaca jendela kamar tersebut. Rin menunggu beberapa saat, apakah penghuni kamar tersebut akan merespon panggilan SOSnya. *?*
Tak ada respon sama sekali kali ini Rin mencoba yang kedua kalinya. Dilemparnya dengan mantap sebuah kerikil yang berukuran lebih besar. Dan
TUKKK!
Sekali lagi tepat sasaran, Rin menunggu beberapa saat kembali namun masih tak ada respon dari penghuni kamar. “Apa yang sedang ia kerjakan sih!”pikirnya dalam hati. “Mungkin aku harus pecahkan saja sekalian jendelanya agar ia sadar!” katanya semangat. Sekarang ia mengambil sebuah batu dan bersiap-siap melemparkannya. Diangkatnya tangan yang menggenggam batu. Ia benar-benar akan melamparkan batu tersebut.
“okay!satu…dua…ti…” tangan Rin dihentikan oleh sebuah tangan yang sekarang memegang lengannya dengan kencang dari belakang.
“Apa yang kau lakukan disini?”sebuah suara terdengar dari belakang Rin.
“Kyaaaaa….emmmmmm!”teriak Rin kaget namun sebuah telapak tangan berhasil membuangkam mulutnya dengan rapat sempurna. Merasa dalam bahaya rin langsung menggigit tangan tersebut.
“Auw!”rintih orang tersebut sehingga dengngan reflek melepaskan tangannya dari lengan dan mulut Rin.
Rin membalikan tubuhnya dengan cepat. Matanya melebar,sekarang ia berdiri berhadapan dengan sosok yang sedang ia cari. Siapa lagi selain Len Kagamine bocah es batu yang selalu berlaku dingin kepada siapapun.  Len masih sibuk memandangi tangannya yang baru saja terkena gigitan ganas Rin.
“Len-kun?”panggil Rin agak berteriak. “sedang apa kau disini?”Sekarang Rin melebarkan senyumnya.
Len sedikit memalingan mukanya ketika melihat senyuman Rin. “Bukan urusanmu!” sekarang ia menjawab dengan acuh tak acuh. “seharusnya aku yang tanya sedang apa kau disini?!”Len menatap tajam Rin. Sambil menunjuk-nunjuk kening Rin. “kau tahu yang kau lempari batu itu bukan kamarku!hampir saja kau memecahkan jendela kamar orang! Kau ini tidak berpikir sebab akibat perbuatanmua itu ya?”
“Ah,”pekik Rin, “Hehe,lalu kamar siapa dong?”kata Rin dengan wajah tak bersalah.
“Mana aku tahu!”bentak Len marah kemudian menghentikan aktivitas menunjuk-nujuk kening Rind an memalingkan pandangannya dari Rin.
“Selalu saja!”keluh Rin.
“Selalu apa!”kata Len.
“Memalingkan mukamu dariku!”jelas Rin singkat.
“Itu kan terserah aku!”kata Len dengan sedikit meninggikan nadanya. “Sekarang jawab pertanyaanku!” sekarang Len benar-benar meninggikan nada suaranya.
“Eh itu…ehem…aku…a…a…a…ku”jawab Rin terbata-bata.
“kalau kau ingin mengajaku ke Vocal Dinner, kau hanya membuang waktumu karena aku tak akan datang!”kata Len sekarang mulai kembali kenada dinginnya seperti biasa.
“begini, sebenarnya…Besok jadwal praktek menyanyi kan?” kata Rin lirih.
“Lalu?apa hubungannya denganku!”Len berbalik bertanya.
“Selalu saja,” keluh Rin pada Len.
“Selalu apa lagi?”bentak Len kembali terbawa emosi padahal tadi sudah mulai bisa bersikap dingin.
“Bersifat dingin dan acuh tak acuh!”kata Rin sekarang ia memandang Len dalam-dalam. Diatatapnya mata biru Len. “Berhentilah Len-kun aku mohon, berhentilah bersifat keras dan dingin atau acuh tak acuh!”sekarang rin berbicara dengan nada sedih.
“…”Len hanya terdiam mendengar kata-kata Rin.
“Aku disini karena Len-kun, aku akan membuatmu bernyanyi bagaimanapun caranya. Aku akan berjuang keras dan aku tidak akan menyerah! Dengarlah len-kun aku tidak akan mengalah dengan tembok es yang membekukan hatimu, setebal atau sekeras apapun tembok itu aku pasti akan meruntuhkannya!” kata Rin bersemangat. “Aku akan berjuang!bersiapalah Len-kun, bersiaplah merasakan kebahagiaan seorang penyanyi,” kata Rin masih dengan semangat berapi-api,”
“gadis ini?benar-benar keras kepala,” kata Len dalam hati, “tapi, entah kenapa aku sedikit terbawa kata-katanya, ada apa denganku? Dia benar kenapa aku selalu memalingkan wajahku darinya?”sekarang len ikut menatap Rin dalam-dalam, “Ada sebuah rasa yang menyenangkan ketika bersama gadis ini. Semangatnya sedikit mengubahku. Mengubah haluan hidupku, mengubah jalan pikiranku… mungkin aku akan terbiasa dengan semangat pada dirinya,”Pikir Len.
“Aku…?”Kata Len.
Light Song
kimi no kage wo terashite (Light Song)
kimi no sugata sagasu no (Light Song)

tsunaida te ha hodokete (Light Song...)
tsuzuru yo
 kimi no namae
“Lagu ini?” kata Len kaget dan mengubah ucapannya yang tadi akan ia ucapkan sebelumnya.
“Miku-senpai sedang bernyanyi di acara Vocal Dinner,”kata Rin sambl melebarkan senyum dibibirnya dan memandang ke langit. “suaranya sangat merdu iya kan Len-kun.”tanya Rin sampil mengalihkan pandangan dari langit ke Len. Didapatinya len sedang menutup kedua matanya, seakan-akan ia sedang meresapi setiap lirik yang terdengar ditelinganya.
“selalu merdu seperti biasa,” Kata Len sambil tersenyum senang.
DEG!
“kenapa dengan diriku? hatiku tiba-tiba sakit seakan tertusuk seribu duri. Rasanya sangat sakit dan berat, apa yang sedang aku rasakan. Dia…Len-kun… dia begitu senang mendengar suara ini,”kata Rin dalam hati sambil memegang dadanya yang terasa berat.” Apa dia juga akan seperti itu jika mendengarku bernyanyi?”pikirnya lagi, “Tunggu apa yang sedang aku pikirkan bukankah seharusnya aku senang. Lihat!Len-kun sudah merasakan rasa bahagia mendengarkan sebuah lagu.”
“Tidak apa-apa kan?”kata Rin lirih.
“apanya yang tidak apa-apa?”kata Len heran. Sekarang ia sudah membuka kedua kelopak matanya.
tidak apa-apa jika aku tidak melihat penampilan miku-senpai malam ini,”kata Rin berbohong karena yang sebenarnya ingin ia katakan adalah, “Tidak apa-apa jika aku merasakan sesuatu yang aneh dihatiku?...Len-kun?”namun kata ini membeku ditenggorokannya sehingga tak dapat terucap.
“Aku akan bernyanyi, besok jadi tenanglah Rin-chan?”kata Len sambil tersenyum.
“Kyaaa…benarkah?Horeeeee!”teriak Rin girang.
“Tapi ada syaratnya?”Len menyeringai penuh arti.
“Apa!ini pasti syarat yang buruk!”kata Rin sedikit mengeluh.
“terserah kau setujua tau tidak!tapi lebih baik kau setuju karena kalau kau tak setuju aku tak akan bernyanyi.”kata Len memojokan Rin. Sekarang ia memandang Rin dengan pandangan Diterima-menyesal-menolak-lebih menyesal.
“jangan memojokkanku dengan pandangan seperti itu?baiklah!” kata rin dengan mempercepat nada bicarabya pada kata baiklah. “Aku kan bilang aku akan berjuang!Semangat Rin-chan!’ kata rin dengan semangat berapi-api menyemangati dirinya sendiri.
“terimakasih Rin,terimakasih karena sudah membujukku” kata Len dalam hati.
-----------------TBC------------------
Horeee! Sudah selesai….^^*joget-joget alay
Ya Alloh pungguku sakit gara-gara duduk didepan kompi mulu, nih pegel buanget.
Readers ada yang mau mijitin? *plakk!gampared
~readers: emang lu kira kite-kite tukang urut?*bawa ember~
~author: bukan tapi tukang jamu tuh udah bawa ember? *lol~
~readers: ape lu kate?! *ngelemparin ember, gayung, sabun colek, sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi ma handuk~
~author: Alhamdulillah dapet hadiah ember gratis haha *lol~
~readers: woi kembaliin barang-barang gua, gua lagi mau mandi.~
~author: barang tidak dapat dikembalikan *kabur pake baling-baling bambu~
Yang percakapan diatas nggak usah diperdulikan haha….
Sampai jumpa di chapter berikutnya….^^ *lambai-lambai pakai saputangan

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © WULANDARI'S BLOG. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver