Moshi-moshi minna-san ^^
Gomennasai updatenya lama…Tapi tenang sekarang kan udah di update kan???
Tadi malam ketiduran jadi terpaksa ngedalangnya kesiangan haha *plak!digampar wayangnya
Semakin lama semakin malas banyak bacot di pembukaan, jadi let’s continue ke ceritanya aja ya…
Selamat membaca!
Summary : Malas ngetik ah…*digampar readers ~author yang aneh ckckck~
Disclaimer : Masih kena penyakit Males disease,ogah ah cari-cari mbah google nggak mau ngasih tau aku :(
Genre : Genre-generasi berencana – HAHA *ngaco!plakkk!ditampar sinta and jojo yang jadi bintang iklannya* masih dengan genre Romance dan School life
Warning : Don’t like don’t read, tetapi di read aja ya…^^
Twins In Love
by. Wulan Tsuki Dorii
Chapter 6. Rin is Len
Malam hari setelah acara Vocaloid dinner semua siswa mulai beranjak ke kamar asrama masing-masing. Sekarang hampir pukul Sembilan malam, semua murid-murid diwajibkan tidur dan dilarang berkeliaran di luar asrama. Semua kamar-kamar mulai mematikan lampu kamar dan semua penerangan yang ada di kamar
masing-masing. Tunggu! Ada satu kamar yang belum mematikan lampu kamarnya. Entah apa yang dilakukan penghuni kamar tersebut.“Rin-chan! Kemana saja kau pergi! Bagaimana kalau pengawas Asrama sudah mulai berkeliling dan mendapatimu belum masuk keruangan!”kata seorang gadis berambut hijau yang sejak tadi mondar-mandir di balik pintu kamarnya.
BRAKKK!
Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan keras. Tampak seorang gadis berambut kuning datang dengan raut muka klelahan. Berulang kali ia mengambil nafas dengan cepat. Ada yang aneh dengan penampilan gadis ini. Dia tidak terlihat manis seperti biasanya. Gumi melebarkan matanya kaget. Tangan kanannya menggaruk-garuk kepalanya yang diselimuti rambut hijau itu. Ia mengerutkan sedikit keningnya.
“A…Apa yang kau…”Kata Gumi terbata-bata. “Kyaaa!Apa yang kau lakukan disini Len-kun!”terianya kencang.
“Hush!jangan berisik!aku bukan Len tapi Rin!”Kata gadis itu sambil meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya.
“Ah?”pekik Gumi.
“Aku ini Rin, Gumi-chan!”kata Rin dengan sedikit mengeraskan nadanya.
“Tapi kenapa kau…”Gumi belum selesai berbicara dan Rin sudah merebahkan badannya di ranjangnya.
“Hari ini aku melakukan hal yang gila!Arrrggghhhh…Dasar setan kutub! teganya kau mempermainkan aku!”Jerit Rin sampil menatap langit-langit atap kamarnya.
“Setan kutub?siapa yang kau panggil setan kutub?” Tanya Gumi heran.
“Siapa lagi kalau bukan laki-laki berambut kuning itu!”bentak Rin galak.
“Wah, jangan marah-marah dong Rin-chan. Rambutmu kan juga berwarna kuning?”Gumi tertawa geli mendengar jawaban Rin.
“Tapi, setidaknya aku tidak bersikap dingin kepada siapapun kan?”keluh Rin sambil memiringkan posisi dan mulai memeluk bantal diranjangnya.
“Jadi, apa yang terjadi? ceritakan padaku, mungkin jika kau bercerita padaku hatimu akan lega.” Saran Gumi dengan bijak.
~Flash back~
Rin’s POV
Aku sedang melakukan hal yang buruk. Entah apa yang aku pikirkan, kenapa aku harus melakukan hal seperti ini untuk membujuk makhluk seperti dia yang sekarang sedang asyik menarik tanganku untuk benyanyi. Entah kenapa langkah kakiku menurut saja kemana ia mengarahkan tanganku untuk bergerak.
“Kemana kau membawaku Lenkun?”tanyaku.
“Sudah ikuti saja, kau perlu sesuatu untuk melengkapi syaratku!”kata Len dingin sambil menarik pergelangan tanganku agar aku ikut melangakah dibelakangnya.
“Aku melakukan pelanggaran yang semakin berat.”pikirku dalam hati karena tempat yang sedang aku injak saat ini adalah ruang asrama murid laki-laki. Mataku melihat sekitar . banyak pintu-pintu berjejer dengan rapi. Aku teringat kejadian sebelum Len mengajakku masuk keruangan ini tadi.
“Tunggulah aku akan mengambil sesuatu!”kata Len padaku tentu saja dengan nada es batu bahkan es kutub kebanggaannya.
“Siapa disana!”ada suara oaring tiba-tiba menusuk telinga kami berdua.
Dengan reflek kami bersembunyi dibalik semak-semak. Itu adalah suara penjaga asrama. Ia terus berkeliling dengan senter ditangannya dan melangkah pergi dari hadapan kami tanpa menyadari keberadaan kami.
“Syukurlah!”kataku dan Len bersamaan.
“Ya sudah aku tinggal kau disini Rin,”kata Len padaku. Ia mulai membalikan badannya dan dapat ku lihat punggunggnya. Ia hendak melangkah menjauh dariku.
BUKKK!
Aku menepuk punggungnya secara reflek.
“Aduh!”rintihnya, keliahatannya aku menepuknya terlalu keras. “Kau ini senang sekali menganiaya aku ya!”sekarang Len marah. Ini sekian kalinya aku melihatnya marah padaku.
“Semak-semak pada malam hari benar-benar sangat menyeramkan,”kataku sambil menundukan kepalaku dan memandang kedua kakiku.
Alhasil beginilah jadinya Len jadi menarik tanganku dan menyuruhku mengikutinya. sekarang aku berhenti didepan pintu sebuah kamar.
“Kau tunggu saja diluar!”Len memerintah padaku dan aku hanya mengangguk dan menurut.
Beberapa menit kemudian ia Kembali menemuiku didepan kamarnya sambil membawa sebuah bajunya. Tentu saja karena inilah syarat yang ia ajukan padaku. Aku harus menjadi dirinya untuk beberapa menit. Dan parahnya aku harus bertemu seseorang. Siapa yang harus aku temui akupun tidak tahu.
Aku menuruti apa katanya dan lihat aku memang sangat mirip dengannya. Ketika aku memakai bajunya dan mengikatkan rambut pendekku kebelakang aku benar-benar menjadi sososknya secara fisik.
Dia mengantarku kesebuah taman, tentunya itu taman sekolah. Disebuah kursi ditengah taman Nampak sseorang telah duduk disana. Sosok perempuan berambut biu akua. Seseorang yang aku dan Len kenal bahkan semua orang kenal.
“Miku-senpai?”kataku lirih.
“Temui dia dan jangan berbicara apapun.”kata Len member intruksi.
Aku melangkah menuju sosok Miku. Sedangkan Len bersembunyi dibalik pohon. Pikiranku melayang kemana-mana dengan sebuah tanda Tanya di kepalaku.
“Apa hubungan Miku-senpai dan Len-kun?Kenapa Len-kun tidak menemuinya saja sendiri?Arrrghhh…aku pusing memikirkannya!”keluhku dalam hati.
Aku melihat sosok Miku-senpai yang sekarang sudah melihatku dalam kondisi fisik dan penampilan layaknya Len-kun. Ia mengembangkan senyum dibibirnya.
“Len-kun kau datang”katanya sangat bahagia. “kemari dan duduklah disampingku.”
Aku menurut saja tanpa berkata apapun. sdangkanpikiranku terus bertanya-tanya. Sedikit berat membayangkan hubungan macam apa antara Len-ku dan Miku-senpai dan semakin aku menyangka dan menebak tak pasti maka hatiku terasa semakin sakit. Aku seperti sesak nafas karena dadaku sangat berat menerima berbagai kemungkinan. Kenapa terjadi lagi pikiran dan perasaan semacam ini?
“Len-kun kau tidak datng dalam acara Vocaloid dinner. Apa karena kau tahu aku akan menyanyi disana?”Tanya Miku padaku. maksudku dia bertanya pada Len-kun nambun Len-kun dihadapannya adalah aku Rin.
Aku hanya diam dan menganggukkan kepalaku.
“Ooh begitu,sudah kuduga…”Ia terlihat sedih. Aku sedikit iba melihatnya.
“Dasar setan kutub jahat!bagaimana kau bisa melukai hati seseorang seperti dia.”runtukku dalam hati.
“Kau masih marah padaku. Aku tahu itu? tapi…apakah kau tahu perasaanku. Sangat sakit!Aku takut kau akan membenciku selamanya, semua kata maafku menguap sebelum menyentuh hatimu. Aku sangat takut!Len-kun…”aku melihat matanya berair. Miku-senpai menangis dihadapanku.
“Seandainya aku bisa kembali kemasalalu aku akan menghindar dari semua kesalahan ini… Aku akan selalu ada disisimu dan selalu bernyanyi untukmu…”Ia masih menangis. Miku senpai masih menangis sedangkan aku hanya menatapnya iba dan diam.
Aku tak tahan melihat tangisannya. Aku juga seorang gadis aku tahu persis apa yang ia rasakan. Luka dan sakit hati serta perasaan takutnya aku bisa memahaminya. Tanganku mengusap air matanya dan tanpa sadar aku tersenyum padanya.
“Jangan menangis Miku-Senpai. Aku…?”
“Kau bukan Len?”
“Eh?”Aku kaget. Miku-senpai memelepaskan tanganku dari pipinya dan berbisik padaku. “Aku akan membuat Len-menampakkan sosoknya. Diam dan jangan bergerak”
Miku-senpai melingkarkan tangannya dileherku. Eh tunggu apa yang dia lakukan. Dia memelukku? Dia memeluk tubuhku dan ia sudah tahu kalau aku bukan Len-kun.
“Bagaimana Miku-senpai bisa tahu?”tanyaku dalam pelukannya.
“Bukankah sudah aku bilang ucapanku selalu menguap sebelum sampai kehatinya. Kau mengusap tangisanku karena kata-kataku sampai dihatimu. Jika Len-kun ia pasti akan menghindariku dan memilih meninggalkanku.”bisik Miku senpai didekat telingaku.
“Hentikan!”Terdengar sebuah suara dari balik pohon. Ia berlari kearah kami dan langsung menarikku pergi dari taman itu.
Sangat kasar ia menarikku seperti menarik sesuatu yang bukan benda hidup. Dan langkahnya sangat cepat. Kami meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa. Tunggu aku melihat sosok lain dari balik pohon. Sosok laki-laki berambut biru.
“Kaito-senpai?”kataku dalam hati. Ia menatap Miku-senpai dengan mata yang sendu. “Kaito-senpai, apa kau?”.
Sekarang bayangan Miku dan Kaito sudah semakin kabur. Aku dan Len benar-benar sudah meninggalkan mereka.
“Apa yang kau pikirkan sebenarnya Len-kun?”kataku lirih agar ia tidak mendengarnya.
--------------tbc--------------
Alhamdulillah selesai hohoho *berpose ala pahlawan bertopeng.
Wah ini aku ngetik diiringi musik lagu-lagu india requestnya kakak perempuanku padahal pengennya denger music japan kaya biasa ckckck -_-“
sekian semoga menghibur I’ll be right back!^^
0 komentar:
Posting Komentar