Belakang ini aku ingin menulis sesuatu,tapi kelihatannya tulisanku ini lebih mirip dengan curhatan hehe…^^ *(plakk!)*. Selain itu gara-gara liat picture kagamine len yang cute banget lagi nglamun and pegang bolpoin jadi mantep dah rencanaku.

Oleh karena itu aku putuskan untuk mempostingkannya sebagai “diary” di blogku haha 
*ngetok meja pake palu tiga kali (tok…tok…tok) keputusan udah sah*
Yah sebenarnya aku ingin dapat menulis kata-kata indah penuh makna seperti Khalil Gibran tetapi kayaknya nggak mungkin bisa hehe…*pesimis mode on*Menurutku setiap orang punya caranya sendiri untuk membuat suatu karangan ataupun karya sastra dan ini adalah style-ku gayaku dalam mengarang *walau nggak jelas aku ngarang apa hoho >.<*
Bagi yang mau baca ya dibaca saja,bagi yang nggak mau baca juga tidak apa-apa
*nggak jujur banget*
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Diary pertama
Kamis,16 September 2010
Kamar yang sempit ini mengurungku dari keramaian. Bahkan biarpun aku beranjak keluar kamar inipun rasanya sama saja. Hanya kekosongan dan juga suara hening malam. Aku lebih suka mengurung diri dikamar sempitku ini,karena dunia luarpun rasanya lebih sunyi dari kamarku. Bahkan saat malam tiba bintang-bintang enggan menemaniku atau bulan lebih senang berselimut awan. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Rasanya setiap kali aku sendirian hatiku terasa sangat berat. Aku bahkan terus bertanya-tanya pada diriku,apakah ada yang tahu lagu apa yang sangat sedih. Bahkan ketika kita mendengarkan lagu itu air mata kita terus berlinang. Aku ingin mendengarkannya karena aku ingin menangis,air mataku tidak dapat tumpah meskipun hatiku selalu menjerit ingin menangis. Apa air mataku terlalu kering karena kekosongan dan kesepian hidup? Atau air mataku sudah habis digerogoti rasa bosan? Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan?
Aku benci kekosongan ini. Aku benci kesepian ini ,kenapa aku selalu saja sendirian. Kenapa walau ada banyak orang disampingku tetapi rasanya aku tetap sendirian? Kenapa mataku begitu buta sehingga tidak dapat melihat orang-orang disekitarku ataupun benda-benda mati yang selalu menyertaiku? Aku tidak tahu kesedihan apa yang sedang mengikutiku dan mengikatku sehingga aku tak dapat tersenyum. Bahkan ketika aku sendirian dan ketika jarum-jarum jam dinding bergerak dan bersuara lirih itu menambah rasa kosong dalam hidupku.
Lamunanku tak berarti. Apa yang harus aku pikirkan? Apa yang harus aku bayangkan? Imajinasi-imajinasi diotakku membunuh rasa sepikku tetapi saat aku berhenti berimajnasi maka hatiku kan kembali bersedih dan merintih. Mungkin aku keliahatan tegar tetapi tidak ada yang tahu bahwa didalam hatiku aku ingin menangis. Bagaimana aku mencari sumber kesedihanku? Aku tak mengerti. Andai saja aku tahu luka apa yang aku derita,niscaya aku akan berusaha mengobatinya.
Apa aku seperti botol kosong dihadapanku? Tegar dan tak bergerak walaupun tidak terisi air. Bahkan jika botol ini indah karena dihiasi banyak gambar dan label atau karena bentuk yang bervariasi. Tetap saja ini adalah botol kosong tak berguna. Sekali kau menyentuh botol kosong itu maka botol itu akan goyah. Dan akan jatuh kemudian pecah berkeping-keping. Lihatlah betapa rapuhnya botol kosong ini,seperti diriku dalam kegelapan dan kesedihanku.
Jikalau aku bisa berkumpul dengan orang-orang yang sangat penting dalam hidupku apa aku akan berhenti merasa berat hati? Apa rasa bosan ini akan luntur dariku. Atau kesepian dan kesediahan akan terkelupas bagaikan cat-cat yang sudah tua di tembok? atau bahkan aku tak perlu mendengar lagu-lagu sedih agar mataku dapat menangis. Atau mungkin aku bisa tertawa tanpa harus diberi lelucon dan humoran dihadapanku? Tidak akan mengurung dan mengunci diri dikamar sempit lagi? Bahkan apa aku dapat menjelajah dunia yang luas ini tanpa rasa kecewa atau menderita. Apakah aku bisa melakukannya? Aku tidak tahu,aku benar-benar tidak mengerti. Mungkin aku harus terus bermimpi dan berimajinasi agar aku tak merasa kosong atupun merasa ditinggalkan.
2 komentar:
hallo...... ^_^
hallo juga ^^
Posting Komentar