Pages

Selasa, 28 September 2010

diaryku selasa,28 september 2010

hi...hi... 
kembali lagi bersamaku dalam postingan diaryku...curhat dong!lho? *plaked
yah sebenarnya dalam dunia nyata aku nggak cerewet kaya gini lho tapi kalo udah didepan komputer huh!ni tangan jadi pengen ngetik banyak-banyak malah jadi curhat nggak jelas 
masih dalam postingan yang gaje binti lebay dan masih dengan cita-cita menjadi sastrawan yang nggak tahu apakah akan terwujud
Yang kali ini bener-bener curhatan lebay kayanya deh...nggak mengandung unsur sastra lagi 


diary ketiga


selasa,28 September 2010


Hari ini aku ingin tersenyum,aku ingin gembira. Apakah aku bisa melakukannya?masih dalam ketakutan yang aku lalui setiap hari karena pandangan mata-mata mereka kepadaku yang entah apa artinya aku tak ingin mengetahuinya. Bukankah aku sudah menunggu hari ini,saat ini?

Waktu berlalu cepat dan aku dapat mendengarnya. Suara ini,suara yang biasa aku dengar melalui piranti kecil yang selalu aku genggam. Kemudian sosok ini,sosok yang hanya dapat aku lihat foto dan hanya dapat aku bayangkan dalam pikiranku.
Kau pulang mama. Aku sangat senang,karena terlalu senang bahkan aku ingin menangis tapi air mataku tak dapat menetes. Bahkan andai kau tahu didalam sikap dinginku saat menyambut kedatanganmu,betapa tubuhku ingin memelukmu dan mulutku begitu ingin mengucap kata "aku rindu padamu mama". Entah apa yang terjadi tubuhku seperti mengakar dan tidak dapat bergerak mulutku membeku sehingga aku hanya diam. Mungkin kau berpikir aku sangat dingin padamu kan?
Sesungguhnya aku takut,aku takut jika aku merengek dan menangis atau mencoba memelukmu maka kau akan menganggapku seperti anak-anak. Bahkan aku takut kau akab benci diriku jika aku begitu?
Aku tak pernah menghabiskan waktu kecilku denganmu. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan ketika berjumpa denganmu saat aku beranjak dewasa.
Mama...bukan karena aku tak sayang atau tak perhatian kepadamu. Bukan berarti sifat dinginku karena aku ingin mengacuhkanmu. Aku hanya sulit bersikap dihadapanmu saat ini.
Aku tak tahu bagaimana menempatkan diri dihadapanmu. aku bukanlah anak yang ingin menangis dan bermanja-manja dihadapanmu karena itu bukan aku?Atau anak yang cerewet mencurahkan segala isi hati kepadamu. Waktu yang mengubahku menjadi diriku saat ini.Aku harap engkau mengerti mama.
Aku mohon mengertilah.




0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © WULANDARI'S BLOG. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver