Pages

Kamis, 16 September 2010

Vocaloid fanfiction

Beberapa hari ini aku memikirkan apakah aku bisa membuat fanfik? Aku ingin bisa membuat fanfik,aku akan membuat fanfik!!!*(fire!)semangat berapi-api
Setelah melakukan beberapa penelitian dan observasi serta pencarian ide dan imajinasi di berbagai tempat.*Di kamar,didapur,diruang tamu,disawah,dijalan,di bus dan paling lama di WC haha….*(dukkk!)dipukul pake gayung.
Summary : Bagiku hidup ini begitu sangat membosankan,mereka selalu memujiku atau memuji uangku aku tak perduli. Di dunia ini tidak ada seorangpun yang memberi alasan untukku hidup ataupun bernyanyi. Aku tak ingin hidup ataupun benyanyi untuk sebuah kepalsuan!
Diclaimmer : sebenarnya aku nggak tau VOCALOID tuh milik siapa tapi setahuku pengembangnya itu Yamaha Corporation
Genre : Romance,drama,school life,sebenarnya aku ingin bisa mencampurkan unsur komedi pada cerita in
Warning : cerita ini dimungkinkan nggak jelas dan nggak nyambung,jika begitu mohon jangan berbuat kekerasan dan intimidasi kepadaku,jangan lupa untuk mengistirahatkan mata jangan terlalu lama memandang layar komputer!
Twins in love
Chapter 1. Pertemuan
Diatas bukit nan jauh VOCALOID bermain-main. *gaya teletabies  (plakk!!!)dipukul pake sandal
Yang diatas itu nggak penting haha… sekarang waktunya serius okay aku mulai ceritanya!yosh!
Disebuah kota besar bernama Vocalopolis yang merupakan kota yang menjadi asal-muasal lahirnya penyanyi-penyanyi bersuara merdu. Hiduplah seorang gadis kecil yang sangat manis. Matanya berwarna biru dengan rambut pendek yang pirang. Tubuhnya kecil dan mungil,kulitnya putih bersih. Setiap hari dia selalu berdiri di taman kota bernama Vocal garden. Dengan saputangan di atas rumput,orang-orang mulai mengelilinginya dan melemparkan kepingan-kepingan uang logam. Tentu saja pekerjaan apalagi yang ia kerjakan kecuali menjadi pengamen jalanan.

“Terima kasih,terima kasih banyak”ucapnya kepada setiap orang setelah ia selesai bernyanyi sambil tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya dan semua orang yang mengerumininyapun mulai pergi menjauh.
“20,21,22,23,24…ribu…limaratus. Ya Tuhan semakin lama mencari uang semakin sulit”keluhnya sambil duduk dibawah pohon beringin.
“Dawet…dawet…dawet ayu,neng mau es dawet?seribu segelas neng?”Kata seorang pedagang es.
“eh,kebetulan aku sedang haus pak. Satu gelas ya pak!”pesannya sambil tersenyum manis. Ketika tersenyum seakan-akan angin sepoi-sepoi menerjang orang yang melihatnya dan cahaya matahari berbinar-binar dimata si gadis manis ini.
“Okay!siapa namamu?kau sangat manis dan juga memiliki suara yang indah. Aku sering mendegarmu bernyanyi di taman ini,makanya aku tahu.”Kata penjual es itu sambil menyiapkan es untuk si gadis manis kemudian menyerahkannya padanya.
“ini uangnya pak,aku Rin.”
“Ooh nama yang manis,haha”tawa sang penjual es.”Kenapa kau tidak masuk Vocaloid School,disana mungkin kau bisa mengembangkan bakat bernyanyimu kan?”Tanya sang penjual es kepada Rin sambil menatapnya.
“Uhuk-uhuk”Rin tersedak,air esnya tumpah ke bajunya.“Aku tidak punya cukup uang,aku juga ingin menjadi penyanyi terkenal tapi aku tidak punya uang.”rin agak sedih.
“Sudahlah tidak apa-apa,bajumu basah. Untung aku membawa baju anak laki-lakikku,lebih baik kau memakainya kau gadis manis aku tak tega jika melihat kau sakit karena bajumu basah dan kedinginan.”
“Terimakasih banyak.”
~Sementara itu~
“Hey tuan muda Len kau mau kemana?!!!”Tanya seorang laki-laki dari kaca sebuah mobil ketika melihat seorang anak laki-laki keluar dan laridari bus.”Tuan muda!”Teriaknya.
“Orang-orang macam apa mereka!Kalian pikir bisa memaksaku masuk kesekolah menyanyi macam itu!aku tidak ingin menjadi penyanyi!!!”teriaknya sambil berlari.
“Tuan muda kembali!”Teriak seorang laki-laki berpakaian hitam dengan badan yang kekar.
“gawat!mereka menemukanku,aku harus lari lebih cepat!”pikir Len dalam hati kemudian iapun mempercepat larinya.
“Bagiku hidup ini begitu sangat membosankan,mereka selalu memujiku atau memuji uangku aku tak perduli. Di dunia ini tidak ada seorangpun yang memberi alasan untukku hidup ataupun bernyanyi. Aku tak ingin hidup ataupun benyanyi untuk sebuah kepalsuan!”keluh Len dalam hati. Ia terus berlari-dan beralari.
~beberapa menit kemudian~

“Ah,aku benar-benar kelihatan seperti laki-laki apa lagi rambutku pendek. Hehe…”Kata Rin sambil berjalan dan memegangi pakaian yang ia kenakan. “Jika saja aku punya banyak uang untuk masuk Vocaloid school.”mukanya yang ceria tiba-tiba berubah menjadi murung.
“Andai saja aku bertemu seseorang yang bisa membantukku menjadi seorang penyanyi?aku ingin menjadi penyanyi!Aku ingin menjadi pe….”
“BRUUKKK!!!”tiba-tiba ada yang menabraknya dari belakang.Ia pun terjatuh bersama orang yang menabraknya.
“HEH!!!jangan menghalangi jalanku!!!”kata mereka berdua bersamaan tiba-tiba meraka terdiam dan saling menunjuk masing-masing.
“APA!!!”teriak mereka bersamaan.
“ini mustahil!”kata Rin kaget.
“Kau?Aku…?”
“kenapa hidupku sangan membosankan?”kata Len dengan nada dingin.”Dunia yang penuh dengan kepalsuan dan sekarang orang berwajah persis denganku,apa mereka membayarmu untuk mengoperasi plastik wajahmu agar mirip denganku?”Lanjutnya dengan ekspresi bosan.
“Apa yang kau maksud?”Tanya Rin heran.
“Berapa mereka membayarmu?”Kata Len dengan nada dingin.
“Apa?”
“berapa mereka membayarmu?!”
“PLAAAKKKK!!!”Rin menampar Len.
“Dengar aku tidak operasi plastik dan aku tidak dibayar siapapun!”teriak Rin.
“Jadi kau ingin menantangku berkelahi ya?”Len mendekati Rin kemudian mendoronya kea rah tembok bangunan disekitarnya dan mencoba meraih kerah bajunya. Ia memegang kerahnya dan beriap-siap akan memukulnya. Rin memalingkan wajahnya karena takut dan tangannya berusaha melepaskan cenggkraman Len pada kerah bajunya. Namun,kekuatannya tidak sebesar kekuatan Len,sekarang diapun pasarah jika harus menerima tinjuan dari Len.
“Hey kau!”kata Len sambil melepaskan cengkramannya pada kerah baju Rin. “kau ini seorang perempuan!”katanya dingin seperti biasanya.
“A…aku memang seorang perempuan,dan aku tidak dioperasi plastik!Aku Rin seorang penyanyi jalanan dan aku tidak pernah melakukan operasi plastik!”kata Rin dengan nada takut. “Dan orang seperti kalian tidak seharusnya menuduh orang miskin seperti aku yang tidak-tidak!biarpun aku miskin aku akan menjadi seorang penyanyi…aku ingin bernyanyi!”semakin lama suaranya semakin keras.
Len hanya menatapnya kagum,kemudian Rin pun ikut menatap Len dengan tatapan yang tajam.
“Begitukah?apa kau benar-benar ingin menjadi penyanyi?”Tanya Len.
“Aku ingin menjadi penyanyi!!!”teriak Rin.
Lenpun tersenyum ketika mendengar jawaban itu.
~To be continued………~
Hore!akhirnya selesai chapter pertama ^^
Sepertinya ceritanya mirip serial drama *bahkan kayaknya sinetron (gubrak!)
Nb.Karena aku tinggal didekat jalan raya aku sering melihat pemudi yang mampir ke penjual es dawet di depan rumah,jadi ingin memunculkannya dalam fanfikku XD *yang mau nyobain silahkan berhenti di tenda-tenda penjual di daerah tepi jalan raya ajibarang/wangon kearah jawa timur (plakkk)dipukul gara-gara promosi T.T
Aku harap banyak yang baca and paling nggak ada yang mau comment *berharap T.T
Tunggu chapter berikutnya ya……I'll be right back

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © WULANDARI'S BLOG. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver