Hallo teman-teman ^^
I’m back!!! Thanks ya atas apresiasi kalian sama fanfikku ini. Aku senang kalian mau baca fanfikku T.T*terharu
walaupun aku tahu jarang ya buka blogku *Huweeeee TT_TT
Setelah mencoba berimajinasi lebih lanjut seharian ini,akhirnya aku mendapatkan ide *yeah!loncat-loncat
Di chapter kedua ini aku akan lebih menumbuhkan kesan percintaan remaja >.< sesuai genrenya yaitu romance,walaupun aku nggak berpengalaman soal cinta X3 *bohong deh - -“ (plakkk!)
Title : Twins in love
Summary : Aku akan menjadi alasan kenapa kau harus bernyanyi,biarpun kau menghentikan aku. Aku akan terus memaksamu untuk bernyanyi karena kaulah orang yang akan menjadi jembatan mimpiku.
Disclaimer : aku masih belum tau Vocaloid milik siapa,kayanya pengembangnya Yamaha Corporation *menurut professor wiki sih gitu :)
Genre : Romance,drama,School life,masih berusaha mengembangkan bakat untuk mencampurkan unsur humor tapi kayanya belum berhasil
Warning : cerita ini hanyalah fiksi biasa,cerita dan juga karakter bukanlah asli buatan saya. Saya hanya mengembangkan imajinasi dalam otak saya. Jika terjadi ketidaknyambungan cerita harap dimaklumi.
Chapter 2. Alasan dan Harapan
~cerita sebelumnya~
Rin seorang penyanyi jalanan yang ingin bersekolah di Vocaloid school dan bercita-cita menjadi penyanyi professional tiba-tiba bertemu dengan seseorang bernama Len yang merupakan pewaris kekayaan perusahaan Kagamine Record. Len kagum akan tekad kuat yang ditunjukkan Rin padanya bahwa dia berharap bisa menjadi seorang penyanyi.
“Begitukah?apa kau benar-benar ingin menjadi penyanyi?”Tanya Len.“Aku ingin menjadi penyanyi!!!”teriak Rin.
~flashback end~
Sebuah mobil berhenti didepan rumah dengan pintu gerbang yang tinggi dan terbuat besi-besi berkualitas. Tembok-tembok gerbang yang tinggi dengan rumput-rumput liar yang menjalar ditembok seakan-akan berusaha melindungi sebuah Isatana megah dibaliknya. Sedikit demi sedikit gerbang itu mulai terbuka dan akhirnya terlihatlah sebuah rumah megah dengan pilar-pilar besar seperti kuil-kuil dewa yuniani. Tembok putih dan bunga-bunga mawar yang mengiasi taman rumah itu. Patung-patung penyanyi bersebaran di sekitar taman bunga. Pemandangan yang indah ini membuat mata tak henti-hentinya berkeliling melihat berbagai hal menarik di rumah mewah ini.
“Ini rumahku” Kata Len dengan nada dingin. “Masuklah!”
“Kau tahu ini lebih mirip istana daripada rumah!”kata rin masih kagum akan kemewahan rumah Len. Kemudian ia memandang kearah Len dan memberikannya sebuah senyuman manis yang siapa saja melihatnya seakan-akan angin sepoi-sepoi menerjang mereka dan cahaya matahari berbinar-binar disekitar Rin.
“Ah!”muka Len tiba-tiba menjadi merah ketika melihatnya. Dengan secepat kilat ia langsung memalingkan pandangannya dari Rin untuk menahan rasa malunya.
“Eh,kenapa ?”Tanya Rin.
“Tidak ada apa-apa!”jawab Len dengan nada dingin sambil mencoba menyembunyikan rasa malunya.
“Kau aneh!”seru Rin.
“Siapa yang aneh!”bentak Len keras kemudian kembali Menatap Rin.
“Hehe…tuh kan aneh!”kata Rin,lagi-lagi ia menunjunjukkan senyaum mautnya.
“K…Kau…senyummu itu yang aneh!jangan pernah menunjukkannya lagi padaku!”bentak Len dingin sambil berusaha memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan pipinya yang sudah mulai memerah karena malu.
“Apa yang aneh dari senyumku?”
“pokoknya aneh!sudah berisik!jangan Tanya lagi!”Kata len dingin.”Ayo pergi ketaman!”perintah Len sambil menarik tangan Rin.
“Huh!orang ini benar-benar sulit ditebak keinginannya.”Keluh Rin dalam hati.
~beberapa menit kemudian~
“Ayam Goreng,Ayam Bakar,Ayam panggang,Opor ayam. Mana yang harus aku makan duluan?”kata Rin dengan mata berkaca-kaca melihat makanan disekitarnya. “Ini pasti Cuma khayalanku,hey Len makanan sebanyak ini mana bisa hanya kita habiskan berdua. Kenapa kau tidak menyuruh pelayan-pelayanmu makan bersama kita?”Tanya Rin polos.
“Kau ini bercanda ya!pelayan ya pelayan mana mungkin aku menyuruh mereka duduk satu meja denganku!Kau seharusnya berterima kasih padaku banyak orang yang mengharapkan bisa semeja makan denganku!”bentak Len kasar.
“Kenapa kau marah?ini kan bukan meja makan,mana ada meja makan ditengah taman bunga?”Kata Rin sedih,kemudian ia menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan.”Baiklah,terimakasih Len-kun.”
Kemudian mereka diam sejenak sambil memakan makanan yang telah tertata rapi di meja.
“Kenapa kau ingin bersekolah di Vocaloid school?dan kenapa…kenapa kau ingin menjadi penyanyi?”Tanya Len dengan nada bosan.
“Hah!”Rin kaget.”Tentu saja karena aku senang bernyanyi kan?saat kau bernyanyi dan setiap orang mendengarnya , menikmatinya lagu yang kau nyanyikan kemudian mereka akan menampilkan berbagai ekspresi diwajah mereka. Rasanya sangat menyenangkan,itu berarti lagu kita sampai ke hati orang-orang yang mendengarnya.”Rin memandang len sejenak kemudian menarik napasnya lagi dan menghembuskannya pelan.
“Harapan dan juga Alasan yang saling berkaitan. Karena aku memiliki alasan mengapa aku menyanyi maka timbulah harapan mengapa aku ingin menjadi penyanyi”lanjut Rin.”Tapi sepertinya Len-kun tidak mempunyai itu ya”ia sedikit tersenyum.
“Jadilah pasangan duetku?aku akan memfasilitasi biaya hidupmu dan sekolahmu.”kata Len lirih.”Aku mohon!jika aku bersama orang yang berambisi menjadi penyanyi sepertimu,mungkin aku akan mengetahui alasan dan harapan dalam hidupku. Atau mengetahui alasanku untuk bernyanyi,dan jika suatu saat aku tidak bisa menemukkan alasan dan harapanku…aku ingin kau dapat mencarikkannya untukku.”
“Kau seperti orang yang tersesat,maka karena itu aku akan menjadi kompas bagimu. Itu sebagai tanda terimakasihku. Dan sekarang lihatlah aku sebagai alasan kenapa kau harus bernyanyi. Aku tahu Len-kun orang yang baik. Kata rin mantap.” kau adalah jembatan harapanku.kau bisa memperkokohnya dan kau bisa merobohkannya. Aku akan menjadi alasan kenapa kau harus bernyanyi,biarpun kau menghentikan aku. Aku akan terus memaksamu untuk bernyanyi karena kaulah orang yang akan menjadi jembatan mimpiku.”
“Kau orang yang optimis.”kata Len sambil sedikit tersenyum.
“Hah!kau bisa tersenyum juga?aku pikir kau seperti es atau bahkan seperti batu. Keras dan tidak berperasaan!kau ini orang yang aneh.”kata Rin
“sudah aku bilang jangan mengatakan aku aneh!”
“Kau aneh!aneh…aneh…aneh!”
“diam dan makanlah!lihat kau cara makanmu seperti anak kecil,bagaimana kau bisa belepotan seperti itu?”
“bagaimana aku bisa makan dengan selusin sendok dan garpu dihadapanku. Bukankah akan lebih mudah dan praktis jika makan menggunakan tangan.”keluh Rin.
Kemudian mereka berdua tersenyum bersamaan.
“Alasan dan harapan…aku tidak pernah berpikir soal itu. untuk sementara dia bisa menjadi alasan untukku bernyanyi. Semangatnya akan membuatku merasa ingin bernyanyi. Aku akan bernyanyi!”Kata Len dalam hati.
~to be continued………~
Akhirnya chapter kedua selesai ^^
Sebenarnya aku sudah tidur kemudian terbangun lagi,aku tidur untuk membuat mimpi siapa tahu ada ide hahaha :D *(plakkk!)T.T
Nb. Terinspirasi dari ipin dan upin yang suka makan ayam,maka aku munculkan berbagai hidangan ayam dalam fanfik ini *ngiler.
Di cerita ini Kagamine record adalah perusahaan musik terkenal di Vocalopolis yang bekerjasama dengan vocaloid school untuk menciptakan penyanyi-penyanyi professional. Orang tua Len telah meninggal dunia dan perusahaannya dikelola oleh pihak vocaloid school sampai Len bisa lulus dari vocaloid school dan dapat menangani perusahaan sendiri.
Terimakasih banyak udah baca fanfikku. Seperti biasa mungkin ceritanya rada aneh hahaha *(plakkk!)T.T
Jangan lupa tunggu chapter berikutnya….I’ll be back! *ngilang no jutsu
0 komentar:
Posting Komentar