Moshi-moshi minna-san ^^
Wah lama nggak update fic ini maaf ya teman-teman soalnya aku lagi sibuk belakangan ini. Lagi pula belakanganini kamar mandi tak kunjung memberiku ide ==” *plak!author gaje
Yah makin lama males berbasa basi ria…kali ini aku sertai lyric lagu “kokoro kiseki” hanya buat Menuhin cerita *nggak KEREatif haha… XD
Yo~ cekidot…special wat sahabat-sahabatku…maaf aku hobi ngedongengin kalian J
Disclaimer : masih belum diketahui karena si author malas mencari disclaimernya HAHA*plak
Genre : romance,school life
Warning : Typo,POV dan banyak lagi *ketahuan nih author nggak tau istilah-istila fic ckckck
Twins inlove
Chapter 7. Miracle Heart
Pagi hari di vocaloid school
Suasana pagi yang nyaman dan tentram, daun-daun nampak masih basah oleh tetes-tetes embun dan udara yang dingin serta bias-bias cahaya matahari pagi yang cerah tak lupa nyanyian burung-burung yang terdengar seakan sedang saling beradu nada. Pagi ini sungguh indah, tetapi apakah hal-hal yang akan terjadi hari ini juga akan indah? Entahlah, tak ada orang yang dapat menebak.
Dua buah kaki kecil yang telah rapi dengan sepatu hitamnya sedang melangkan setapak demi setapak. Melintas jalan-jalan penuh kerikil, sesekali kaki ini juga melangkah menuju tanah berumput. Terus melangkah kedua kaki mungil ini mengantar sebuah tubuh kecil. Tubuh seorang gadis dengan rambut pirang pendeknya.
Iya sosok ini, sosok seorang gadis bernama Kagamine Rin. Seorang gadis yang menjalani hidupnya untuk bersenandung. Seseorang yang karena impiannya menjadi seorang penyanyi terkenal harus berusaha keras meruntuhkan sebuah hati. Hati yang sangat kokoh seperti ribuan beton telah mengepungnya. Hati yang entah kapan bisa diluluhkan. Hati yang bahkan pemiliknya sepertinya tidak paham kenapa hati tercipta?atau bahkan tak mengerti apa fungsi hati?dimana letak hati?kenapa manusia mempunyai hati?
Sungguh manusia yang menyedihkan. Itulah yang selalu dirasakan Rin. Itulah yang selalu dicemaskannya dari seseorang. Seseorang yang mengubah langkah Rin, seseorang yang membawa Rin satu langkah lebih dekat dengan impiannya. Balas budi yang Rin pikirkan adalah mengubah jalan pikiran seseorang itu, seseorang yang sekarang sedang duduk bersandar dibawah sebuah pohon dengan secarik kertas yang sedang ia baca.
Rin sedikit memperlambat langkahnya. Bola mata birunya menatap seseorang dihadapannya. Sosok tubuh dengan rambut pirang seperti dirinya namun lebih pendek. Sedikit mengembangkan senyumannya ia terus melangkah tanpa ragu.
“Ohayou Len-kun”sapa Rin dengan semangat tak lupa dengan senyuman berseri-seri yang ia tampilkan kepada sosok dihadapannya.
“Ohayou,”Kata sosok tubuh berambut pirang yang bernama Len.
“Hari ini Len tidak tertidur disini, tumben sekali.”kata Rin sedikit membungkukkan tubuhnya. “Eh kertas apa?”Rin heran melihat kertas ditangan Len.
“Bukan apa-apa!”kata Len dingin.
“Biarkan aku melihatnya, ayolah Len-kun…iya bolehkan…aku mohon?”searang Rin memohon merangkumkan kedua tangannya dan menampakkan mata berbinar-bianarnya membuat orang yang melihatnya tak kuat menatap wajah lugunya.
“Ah, hanya kertas biasa. Jangan berberilaku aneh dihadapanku!”bentak Len sedikit kesal karena tidak dapat menolak permohonan Rin. Ia berikan kertas yang ia pegang kepada Rin.
Rin langsung menerima kertas tersebut dan mulai dijelajahinya huruf demi huruf yang tertulis dikertas dengan mata birunya. Ia sedikit melebarkan bola matanya ketika membaca tulisan dikertas tersebut. Tidak percaya! Iya itulah yang sedang ada dipikirannya. Rin hafal kata demi kata dalam setiap kalimat di kertas tersebut. Ini kata-kata yang tak asing, kata-kata yang selalu ia lantunkan. Mungkin ini bukan lagi disebut kata tetapi sebuah lirik. Lirik sebuah lagu yang akan Rin bawakan dikelas praktik hari ini.
“Kau sedang menghafalkan lirik ini, begitukah len-kun?”tanya Rin kepada Len.
“Begitulah,”jawab Len singkat.